Selain tersedia dalam bentuk tablet dan sirop, terbutaline juga tersedia dalam bentuk nebulizer dan inhaler. Kedua bentuk ini umum digunakan sebagai penyelamatan pada penderita asma dan penderita penyakit paru obstruktif kronik yang mengalami gejala sesak napas mendadak karena reaksinya yang cepat dan efeknya yang mampu bertahan hingga enam jam.
Terbutaline juga tersedia dalam bentuk suntik guna diberikan pada penderita asma yang mengalami serangan akut.
Tentang Terbutaline
Jenis obat | Bronkodilator |
Golongan | Obat resep |
Manfaat | Mengobati gejala mengi, batuk, dan sesak napas, khususnya bagi penderita asma dan paru obstruktif kronik |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Bentuk obat | Tablet, sirop, inhaler, nebulizer, suntik |
Peringatan:
- Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan dosis terbutaline dengan anjuran dokter. Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui, tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini.
- Harap berhati-hati apabila Anda menderita diabetes, hipertensi, gangguan jantung (aritmia atau ketidakteraturan detak jantung), serta hipertiroidisme.
- Khusus untuk penggunaan inhaler terbutaline, harap berhati-hati apabila Anda terdiagnosis kekurangan kalium.
- Jangan menggunakan terbutaline bersamaan dengan obat-obatan lainnya, termasuk produk herba tanpa petunjuk dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat menggunakan sulfadiazine, segera temui dokter.
Dosis Terbutaline
Berikut ini dosis terbutaline yang telah disesuaikan dengan bentuk obat serta usia penderita:Bentuk obat | Usia penderita | Dosis |
Tablet | Dewasa dan manula | Untuk dosis pemeliharaan diberikan 2,5 mg tiga kali sehari selama satu hingga dua minggu awal penggunaan. Setelah itu, dokter kemungkinan akan menaikkan dosis menjadi 5 mg untuk tiga kali sehari. |
Anak-anak usia 7-15 tahun | Untuk dosis pemeliharaan diberikan 2,5 mg dua kali sehari. Pada pasien tertentu, dosis bisa dinaikkan dokter menjadi 2,5 mg tiga kali sehari. | |
Sirop yang tiap 1 mililiternya (ml) mengandung terbutaline 0,3 miligram (mg) | Dewasa dan manula | Untuk dosis pemeliharaan, biasanya diberikan 10 ml tiga kali sehari. Jika diperlukan, dokter akan menaikkan dosis menjadi 15 ml tiga kali sehari. |
Anak-anak | Untuk dosis pemeliharaan, obat diberikan berdasarkan berat badan, yaitu 0,25 ml untuk tiap kilogram berat badan sebanyak tiga kali sehari. Dosis maksimal adalah 15 ml tiga kali sehari, lebih dari itu tidak diperbolehkan. | |
Inhaler | Dewasa dan manula | Untuk serangan sesak akut, satu hingga empat isap per hari tergantung rekomendasi dokter. |
Anak-anak | Tanyakan kepada dokter. | |
Suntik | Dewasa dan manula | 0,25 mg sampai 0,5 mg sebanyak empat kali dalam sehari. |
Anak-anak (usia 2-15 tahun) | Dosis disesuaikan dengan berat badan. Takaran yang diberikan biasanya sebesar 0,01 mg/kg berat badan.Total dosis (setelah dikalikan berat badan) tidak boleh lebih dari 0,3 mg perhari. |
Menggunakan Terbutaline Secara Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan terbutaline sebelum menggunakannya (baik dalam bentuk tablet, sirop, maupun inhaler).Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi tablet dan sirop atau menggunakan inhaler terbutaline pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi atau menggunakan terbutaline, disarankan segera melakukannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis terbutaline pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Khusus penderita asma yang menggunakan inhaler terbutaline, bawa selalu obat tersebut ke mana pun mengingat reaksinya yang cepat dalam meredakan gejala asma, serta efeknya yang dapat bertahan selama beberapa jam. Apabila sewaktu-waktu inhaler terbutaline tidak berhasil mengatasi gejala asma yang kambuh, segera temui dokter.
Inhaler terbutaline juga bisa dikombinasikan dengan inhaler lainnya. Dalam kasus ini, dokter umumnya akan menyuruh pasien menggunakan inhaler terbutaline terlebih dahulu. Setelah beberapa menit berselang, barulah inhaler lainnya bisa digunakan. Apabila dokter meresepkan inhaler pencegah dari golongan steroid bersamaan dengan inhaler terbutaline, inhaler pencegah tersebut harus terus digunakan secara rutin hingga batas waktu yang ditentukan dokter.
Pengobatan dengan terbutaline harus ditunjang dengan gaya hidup sehat, salah satunya adalah dengan tidak merokok. Tidak hanya menyebabkan iritasi pada paru-paru, rokok juga dapat menyebabkan kondisi menjadi memburuk dan memicu kerusakan pada paru-paru.
Selama menjalani pengobatan dengan terbutaline, upayakan untuk rutin menemui dokter apabila dijadwalkan. Hal ini penting agar perkembangan kondisi Anda bisa diketahui oleh dokter.
Apabila kondisi memburuk setelah menggunakan terbutaline (terutama gejala sesak napas), segera temui dokter.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Terbutaline
Sama seperti obat-obat lainnya, terbutaline juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah:- Jantung berdebar
- Merasa gemetar atau gugup
- Sakit kepala
- Kram otot
- Penurunan kadar kalium dalam darah (pada penggunaan inhaler terbutaline)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar