Clenbuterol tersedia dalam beberapa merek dagang dan merupakan obat resep yang dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Tentang Clenbuterol
Jenis obat | Preparat antiasma |
Golongan | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak |
Bentuk | Tablet |
Peringatan:
- Wanita merencanakan kehamilan, hamil atau menyusui dan anak-anak disarankan untuk tidak mengonsumsi obat ini.
- Penderita takiaritmia (ritme jantung yang tidak normal) dan kardiomiopati obstruktif hipertrofi atau lemah jantung kronis disarankan untuk tidak mengonsumsi obat ini.
- Penyakit jantung organik berat, infark miokard (serangan jantung), dan gangguan vaskuler berat tidak disarankan untuk mengonsumsi clenbuterol tanpa sepengetahuan dokter.
- Penderita hipertiroidisme, asma berat, dan feokromositoma membutuhkan konsultasi dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
- Hubungi dokter jika timbul reaksi alergi setelah mengonsumsi clenbuterol.
Dosis Clenbuterol
Clenbuterol adalah obat resep yang dosisnya ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi, usia, dan berat badan pasien. Dosis yang diberikan dapat berbeda-beda pada penderita dewasa, remaja, dan anak kecil.Penderita dewasa dan anak di atas 12 tahun dapat diberikan dosis awal clenbuterol sebesar 20 mcg sebanyak 2 kali sehari dengan selang waktu 12 jam. Untuk penderita bronkospasme (penyempitan bronkus akibat terjadinya kontraksi pada otot polos bronkus) tingkat berat, dosis dapat ditingkatkan menjadi 80 mcg per hari lalu kemudian diturunkan menjadi 20 mcg per hari.
Penderita anak-anak dapat diberikan dosis awal sebesar 1,2 mcg per kilogram berat badan tiap hari. Selalu perhatikan takaran yang telah dianjurkan dokter serta informasi yang tercantum pada kemasan obat.
Mengonsumsi Clenbuterol dengan Benar
Waspadai penggunaan clenbuterol yang tidak sesuai dengan manfaatnya. Clenbuterol dapat menyebabkan terjadinya peningkatan rangsangan sistem saraf pusat, tekanan darah, kapasitas aerobik, dan pengangkutan oksigen. Obat ini juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh terhadap lemak sekaligus tingkat metabolisme basal tubuh sehingga sering disalahgunakan tanpa sepengetahuan dokter atau badan administrasi makanan dan obat.Pastikan Anda mengikuti takaran pengonsumsian clenbuterol yang telah dianjurkan dan selalu perhatikan keterangan pada kemasan obat. Informasikan dokter Anda jika penderita sedang berada dalam perawatan penyakit lain untuk mendapatkan pilihan pengobatan yang sesuai.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Clenbuterol
Pengonsumsian clenbuterol yang berlebihan dan tidak sesuai dengan takaran atau manfaatnya dapat menimbulkan efek samping bagi penderita. Efek samping yang dirasakan dapat berupa pusing, sakit kepala, tremor otot, mual, muntah, jantung berdebar (palpitasi), keringat berlebihan (diaphoresis), hipotensi, hipertensi, batuk, dan iritasi tenggorokan.Penyalahgunaan clenbuterol bisa memperburuk efek samping yang berisiko munculnya reaksi atau penyakit-penyakit lain, seperti asidosis metabolik, aritmia, nyeri angina, infark miokard, iritasi lambung, dan kekurangan potasium (hipokalemia).
Waspadai pengonsumsian clenbuterol untuk menghindari efek samping berlebihan pada penderita. Perhatikan takaran dan keterangan pada kemasan obat sebelum meminum obat. Segera temui dokter jika timbul alergi atau efek samping agar diberikan penanganan yang sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar