Kortikosteroid merupakan tiruan dari hormon manusia yang normalnya diproduksi oleh kelenjar adrenal (dua kelenjar kecil di atas ginjal). Obat ini tergolong jenis obat yang keras, sehingga memiliki efek samping yang bisa sangat serius.
Tubuh manusia, tepatnya kelenjar adrenal, menghasilkan hormon kortisol yang diperlukan untuk menjaga kondisi kesehatan, namun jika produksi hormon tersebut tidak sesuai kebutuhan, maka umumnya dokter juga akan meresepkan obat ini.
Tentang Kortikosteroid
Jenis obat | Obat steroid anti inflamasi |
Golongan | Obat resep |
Manfaat | Meredakan pembengkakan, kemerahan, gatal-gatal, reaksi alergi. |
Dikonsumsi oleh | Dewasa & anak |
Bentuk | Tablet, cair, suntik, inhaler (hirup), oles |
Peringatan Kortikosteroid
- Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi atau menggunakan kortikosteroid.
- Harap berhati-hati bagi yang sedang menderita gangguan hati, gangguan mental atau perilaku, memiliki luka, menderita infeksi lain akibat jamur-bakteri-virus, penyakit jantung, HIV, hipertensi, diabetes, epilepsi, glaukoma, gangguan kelenjar tiroid, osteoporosis, obesitas, dan tukak lambung.
- Hindari konsumsi minuman keras, karena bisa menyebabkan sakit perut.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Kortikosteroid
Dosis kortikosteroid untuk tiap pasien berbeda-beda. Dosis biasanya ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan penyakit dan respons tubuh tiap pasien.Selain tingkat keparahan dan respons tubuh, dosis serta durasi pengobatan kortikosteorid juga tergantung pada:
- Jenis dan bentuk kortikosteroid yang berbeda kekuatan kerjanya dan efek sampingnya.
- Jenis penyakit yang diidap penderita.
Mengonsumsi Kortikosteroid Dengan Benar
Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi kortikosteroid. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.Disarankan untuk mengonsumsi kortikosteroid bersama dengan makanan atau kondisi perut sudah terisi makanan. Tujuannya untuk menurunkan risiko pasien terkena sakit perut.
Konsumsi minuman beralkohol selama pengobatan juga bisa berisiko mengakibatkan sakit perut. Telan kortikosteroid berbentuk kapsul seluruhnya, tanpa menghancurkan atau mengunyahnya.
Jangan memperpanjang atau mengurangi durasi pengobatan tanpa izin dokter.
Berikut beberapa aturan konsumsi kortikosteroid yang dibedakan berdasarkan jadwal minum per hari, saat pasien lupa:
- Satu kali setiap 2 hari. Jika teringat pada hari yang sama dengan jadwal minum obat, maka segeralah minum dan lanjutkan jadwal yang sama hari berikutnya. Bila teringat di hari berikutnya dari jadwal minum obat, maka segera konsumsi kortikosteroid dan lewatkanlah satu hari berikutnya tanpa mengonsumsi kortikosteroid, sebelum kembali ke jadwal mengonsumsi yang normal.
- Satu kali selama satu hari. Jangan menggandakan dosis kortikosteroid pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat.
- Beberapa kali sehari. Jika baru teringat pada jadwal selanjutnya, gandakanlah dosis kortikosteriod.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Kortikosteroid
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa hal yang memengaruhi risiko mengalami efek samping kortikosteroid adalah:- Jenis kortikosteroid. Kortikosteroid berbentuk tablet lebih sering menyebabkan efek samping daripada bentuk suntik atau hirup.
- Dosis kortikosteroid. Makin tinggi dosisnya, makin berisiko mengalami efek samping.
- Durasi pengobatan. Pasien yang menjalani durasi pengobatan lebih dari 3 minggu lebih berisiko mengalami efek samping.
- Usia pasien. Anak-anak dan orang tua lebih rentan mengalami efek samping.
Kortikosteroid hirup
- Sariawan pada mulut atau tenggorokan.
- Mimisan.
- Suara serak dan parau.
- Batuk.
- Jamur di rongga mulut (oral trush).
- Risiko pneumonia pada penderita penyakit paru obstruktif kronik (COPD)
- Infeksi
- Nyeri dan pembengkakan pada bagian tubuh yang disuntik.
- Otot melemas.
- Kulit berwarna kemerahan, pucat, dan menipis di sekitar bagian tubuh yang disuntik.
- Meningkatnya nafsu makan.
- Jerawat.
- Perubahan mood tiba-tiba.
- Kulit tipis mudah memar.
- Otot melemas.
- Luka sulit untuk sembuh.
- Diabetes atau bertambah parahnya diabetes yang sudah ada.
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi.
- Glaukoma.
- Tukak lambung.
- Katarak.
- Melemahnya tulang atau penegeroposteoporosis
- Sindrom Cushing.
- Gangguan mental.
- Menghambat pertumbuhan pada anak.
- Meningkatkan risiko infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar