Lorazepam tergolong dalam jenis benzodiazepine, yaitu obat yang akan memengaruhi kinerja senyawa tertentu pada sel-sel otak. Fungsi ini akan memberikan efek penenang. Karena itu, ansiolitik ini juga sering digunakan sebagai sedatif sebelum pasien menjalani operasi ringan, misalnya operasi gigi, serta mengatasi kejang-kejang akibat epilepsi.
Tentang Lorazepam
Jenis obat | Ansiolitik |
Golongan | Obat resep |
Manfaat |
|
Dikonsumsi oleh |
|
Bentuk | Tablet dan obat suntik |
Peringatan
- Wanita yang berencana hamil dan sedang hamil sebaiknya tidak menggunakan lorazepam. Obat ini dapat membahayakan janin.
- Lorazepam akan memengaruhi ASI sehingga dapat membahayakan bayi. Karena itu, wanita yang menyusui dilarang mengonsumsi obat ini.
- Durasi penggunaan lorazepam tidak boleh lebih dari satu bulan.
- Harap berhati-hati bagi lansia dan yang menderita gangguan pernapasan, apnea sindrom tidur, gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan mental, glaukoma, myasthenia gravis, porfiria, pernah mengalami kecanduan obat atau minuman keras, serta depresi.
- Pengguna lorazepam sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk.
- Jangan menghentikan konsumsi secara tiba-tiba dan tanpa konsultasi dengan dokter.
- Hindari konsumsi minuman keras, jus grapefruit, dan kafein selama menggunakan lorazepam.
- Selama mengonsumsi lorazepam, beri tahu dokter sebelum menjalani penanganan medis apa pun.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Penentuan dosis ini tergantung pada usia pasien, jenis kondisi yang ditangani, dan respons tubuh pasien terhadap obat. Tabel berikut ini akan menjelaskan takaran umum lorazepam yang dianjurkan untuk pasien dewasa.
Fungsi | Dosis (miligram) |
Menangani Gangguan kecemasan | 1-4 per hari |
Mengatasi insomnia | 1-2 per hari (sebelum tidur malam) |
Sebagai sedatif sebelum operasi ringan | 2-3 pada malam sebelum operasi |
2-4 pada 1-2 jam sebelum operasi |
Mengonsumsi Lorazepam dengan Benar
Gunakan lorazepam sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.Lorazepam dapat memicu gejala putus obat serta ketergantungan. Karena itu, ansiolitik ini umumnya diberikan dengan dosis efektif terendah dan durasi konsumsi sesingkat mungkin. Ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko ketergantungan. Dosis kemudian akan disesuaikan dengan respons tubuh Anda terhadap obat.
Penghentian konsumsi lorazepam juga harus dilakukan secara bertahap dan dengan anjuran dokter. Pasien yang berhenti mengonsumsinya secara tiba-tiba dapat mengalami gejala putus obat.
Jangan lupa untuk menjauhi minuman keras serta kafein selama meminum obat ini. Kandungan alkohol dalam minuman keras akan meningkatkan efek sedatif dalam lorazepam. Sementara kafein dapat mengurangi fungsi sedatif sekaligus kinerja lorazepam.
Konsumsi jus grapefruit juga sebaiknya dihindari. Jus tersebut dapat meningkatkan kadar lorazepam dalam tubuh pasien.
Pastikan Anda memeriksakan diri secara rutin ke dokter selama menjalani pengobatan dengan lorazepam. Langkah ini akan membantu dokter untuk memantau perkembangan kondisi Anda serta keefektifan obat.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi lorazepam pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi lorazepam, disarankan untuk segera meminumnya jika jadwal minum berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis lorazepam pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Lorazepam
Sama seperti obat-obatan lain, lorazepam juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi ansiolitik ini adalah:- Mengantuk.
- Pusing.
- Lelah.
- Lemas.
- Pelupa.
- Linglung.
- Gangguan keseimbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar