Laktulosa

Laktulosa


 
Laktulosa adalah gula tidak terserap yang banyak digunakan sebagai obat pencahar untuk mengobati konstipasi. Laktulosa bekerja dengan cara menarik cairan ke dalam tubuh agar feses menjadi lebih lunak, mengubah keasaman feses, serta membantu mencegah pertumbuhan bakteri dalam usus. Laktulosa juga dapat digunakan untuk mengobati ensefalopati sistemik portal yaitu penyakit yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi otak.

Tentang Laktulosa

Jenis obatLaksatif; regulator, antiflatulen, dan antiinflamasi saluran cerna
GolonganObat resep, obat bebas melalui apotek atau toko obat resmi.
Manfaat
  • Mengobati konstipasi pada dewasa dan anak
  • Sebagai suplemen yang menjaga kesehatan sistem pencernaan, khususnya pada anak
  • Mengobati ensefalopati sistemik portal (penurunan fungsi otak)
Dikonsumsi olehDewasa dan anak.
BentukTablet, sirop, dan bubuk

Peringatan:

  • Wanita yang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui dan anak-anak dapat mengonsumsi obat ini dengan seizin dokter.
  • Penderita galaktosemia atau saat tubuh tidak dapat mencerna galaktosa, diabetes melitus, dan intoleransi laktosa.
  • Penderita obstruksi intestinal atau gangguan berat pada usus.
  • Laktulosa sebaiknya dikonsumsi bersama makanan, air, atau jus untuk mengurangi rasa tidak nyaman atau mual, khususnya pada penderita gangguan sistem pencernaan.
  • Penderita yang sedang menggunakan obat-obatan lain dalam waktu yang sama.
  • Penderita yang memiliki alergi terhadap laktulosa atau obat lain.
Dilarang mengonsumsi laktulosa dalam jangka panjang atau tanpa sepengetahuan dokter.

Dosis Laktulosa

KondisiDosis awal
Mengobati konstipasi kronisDewasa: 10-30 gram per hari selama 3 hariAnak 5-14 thn: 10 gram per hari selama 3 hari
Anak 1-6 thn: 3,3-6,7 gram per hari selama 3 hari
Bayi <1 thn: 3,3 gram per hari selama 3 hari
Sebagai suplemen yang menjaga kesehatan sistem pencernaan anak1 sachet berisi dosis sebesar 2,5 gram, dapat diminum bersamaan dengan makanan sebanyak 1-2 kali sehari
Mengobati ensefalopati portal sistematik20-33,4 gram sebanyak 3 kali per hari (dapat disesuaikan untuk mencegah diare)
Dosis pemeliharaan dan dosis lanjutan laktulosa dapat disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan respons pasien terhadap obat. Pastikan dosis pada penderita anak diberikan sesuai dengan anjuran dokter. Perhatikan takaran pada kemasan sebelum Anda mengonsumsi laktulosa.

Mengonsumsi Laktulosa dengan Benar

Penderita konstipasi sangat disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan, Anda juga dapat juga mengonsumsi makanan yang mengandung sorbitol, seperti buah apel, yang dapat membantu proses pelunakan feses. Laktulosa dapat dikonsumsi pada saat makan pagi untuk membuat konsistensi feses menjadi lunak.
Laktulosa membutuhkan dua hari untuk bekerja sehingga Anda mungkin tidak dapat langsung merasakan manfaatnya. Temui dokter jika gejala atau penyakit tidak membaik beberapa hari setelah obat dikonsumsi. Jangan pernah menggabungkan dosis laktulosa jika Anda melewatkan waktu minum obat yang pertama, melainkan konsumsi laktulosa sesuai dengan dosis yang telah diberikan pada waktu minum obat berikutnya. Selalu baca keterangan pada kemasan obat sebelum pembelian dan pengonsumsian obat. Pastikan dokter Anda mendapatkan informasi yang diperlukan terkait pengobatan lain yang sedang berlangsung dalam waktu yang sama.
Seimbangkan konsumsi laktulosa dengan diet makanan berserat tinggi dan olahraga cukup. Hindari makanan manis, seperti permen, kue, puding, dan keju karena dapat membuat konstipasi makin parah.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Laktulosa

Laktulosa yang dikonsumsi untuk jangka waktu lama dapat menyebabkan efek samping tertentu, seperti:
  • kehausan
  • kembung
  • mual
  • kram perut
Gejala-gejala tersebut dapat mereda setelah tubuh beradaptasi dengan laktulosa. Anda dapat mengonsumsi laktulosa bersamaan dengan makanan, air, atau jus untuk mengurangi rasa mual.
Pengonsumsian laktulosa yang berlebihan juga dapat menyebabkan diare dengan komplikasi seperti dehidrasi, hypernatremia, dan hipokalemia. Segera temui dokter jika gejala terus berlanjut atau muncul gejala-gejala lain, seperti kram lambung.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top